Penyuluh Agama Hindu Kemenag Mesuji, menjadi official kontingen Mesuji dalam kegiatan Utsawa Dharma Gita (UDG) X Provinsi Lampung

Parisadha Kabupaten Mesuji  Bapak Komang Sutiake, S.H,.M.M Mendukung penuh kegiatan Utsawa Dharma Gita Tingkat  Nasional  tahun 2024. Dukungan itu tampak pada Kontribusi yang diberikan oleh Kabupaten Mesuji dengan berpartisipasi  dalam kegiatan Utsawa Dharmagita Provinsi Lampung yang digelar Pada Tanggal 13 -15 April 2024, bertempat di Kabupaten Lampung Tengah.

Kegiatan Utsawa Dharma Gita Tingkat  Nasional  tahun 2024 diikuti 15 Kabupaten/kota se-Provinsi Lampung. Dengan mengusung Tema Literasi Sastra Suci Mewujudkan SDM Hindu yang Moderat dan kompetitif menuju Lampung Berjaya.

Dalam kegiatan tersebut  Kabupaten Mesuji menjadi Kontingen Utsawa Dharmagita dengan mengikuti beberapa cabang lomba yang diadakan dan dapat meraih juara pada perlombaan tersebut diantaranya:

  1. Juara 1 Lomba Kakawin Pasangan Dewasa Putra
  2. Juara 2 Lomba Pembacaan Sloka Pasangan Remaja Putri
  3. Juara 2 Lomba Palawakya Pasangan Remaja Putra
  4. Juara Harapan 3 Lomba Dharmawacana Bahasa Inggris Remaja Putri
  5. Juara Harapan 2 Lomba Dharmawacana Bahasa Inggris Remaja Putra
  6. Juara Harapan 2 Dharmawacana Bahasa Indonesia Dewasa Putra
  7. Juara Harapan 1 Lomba Kakawin Pasangan Dewasa Putri
  8. Juara Harapan 3 Lomba Kakawin Pasangan Remaja Putri
  9. Juara Harapan 3 Membaca Sloka Pasangan Dewasa Putra
  10. Juara Harapan 3 Hafalan Sloka Anak Putra

Penyuluh Agama Hindu Ni Niketut Putriani, S.sos.H  turut berpartisipasi dalam pembinaan peserta Lomba dan menjadi official kontingen Mesuji. Menurutnya kegiatan Utsawa Dharma Gita adalah festival atau  lomba nyanyian suci Agama Hindu. Dalam Kitab suci weda Utsawa Dharma gita  pada hakekatnya adalah Phalasruti, Phalasloka, Dan Palawakya.

Phalasruti mengandung makna pahala dari pembacaan kitab-kitab Sruti atau Wahyu yang pada umumnya disebut mantra yang berasal dari Hyang widhi. Phalasloka adalah Pahala dari pembacaan kitab-kitab susastra Hindu seperti Kitab Itihasa yakni Ramayana dan Mahabrata, sedangkan Phalawakya adalah tradisi pembacaan karya sastra jawa kuna berbentuk prosa atau Parwa. Jelas penyuluh agama hindu kepada humas kemenag mesuji. (ba/m)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *