Tingkatkan Sradha Umat Made Karya Sampaikan Pesan Dharma Tri Kerangka Agama Hindu

Fkub – (Tubaba). Bertempat di Balai Banjar Pure Puseh Desa Gedung Ram Kecamatan Tanjung Raya, dilaksanakan Pesantian Rutin yang dihadiri oleh Penyuluh Agama Hindu Kabupaten Mesuji I Made Karya. Pesantian yang dilaksanakan pada Rabu (05/05/21) berjalan dengan tertib dan lancar diikuti oleh seluruh umat dari Desa Gedung Ram Kecamatan Tanjung Raya. untuk meningkatkan Sradha dan Bhakti umat dalam menjalankan ajaran agamanya Made mengambil tema Tiga kerangka dasar agama hindu dalam materi pembinaan bimbingan dan penyuluhannya.

Made menjelaskan bahwa Tujuan agama Hindu adalah mencapai kebahagiaan rohani dan kesejahteraan jasmani, dalam pustaka Weda disebut “Mokshartham Jagathitaya Ca Iti Dharma”.  Agama atau dharma itu ialah untuk mencapai moksa (kebahagiaan rohani) dan jagathita yang artinya mencapai kebebasan jiwatman terhadap kebahagiaan duniawi.  Untuk mencapai hal tersebut, agama Hindu menjabarkan menjadi tiga kerangka dasar, (Tatwa /filsafat, Etika/susila, dan Upacara/ritual), di mana bagian yang satu dengan lainnya saling isi mengisi dan merupakan satu kesatuan yang bulat untuk dihayati dan diamalkan guna mencapai tujuan agama yang disebut Jagadhita dan Moksa. Tiga Kerangka Dasar tersebut yang pertama Tattwa (Filsafat), agama Hindu mempunyai kerangka dasar kebenaran yang sangat kokoh karena konseptual.

Lebih lanjut Made Mengatakan konsep pencarian kebenaran yang hakiki di dalam Hindu diuraikan dalam ajaran filsafat yang disebut Tattwa. Tattwa dalam agama Hindu dapat diserap sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui beberapa cara dan pendekatan yang disebut Pramana. Ada 3 (tiga) cara penyerapan pokok yang disebut Tri Pramana. Tri Pramana ini, menyebabkan akal budi dan pengertian manusia dapat menerima kebenaran hakiki dalam tattwa, sehingga berkembang menjadi keyakinan dan kepercayaan. Kepercayaan dan keyakinan dalam Hindu disebut dengan sradha. Dalam Hindu, sradha disarikan menjadi 5 (lima) esensi, disebut Panca Sradha. Yang kedua Susila (Etika), konsep ini memegang peranan penting bagi tata kehidupan manusia sehari- hari. Realitas hidup bagi seseorang dalam berkomunikasi dengan lingkungannya akan menentukan sampai di mana kadar budi pekerti yang bersangkutan. Ia akan memperoleh simpati dari orang lain manakala dalam pola hidupnya selalu mencerminkan ketegasan sikap yang diwarnai oleh ulah sikap simpatik yang memegang teguh sendi- sendi kesusilaan.

Made menjelaskan kata Susila terdiri dari dua suku kata “Su berarti baik indah, harmonis dan Sila berarti perilaku, tata laku,” Kata Made. Menurut pandangan Agama Hindu adalah tingkah laku hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis antara sesama manusia dengan alam semesta (lingkungan) yang berlandaskan atas korban suci (Yadnya), keikhlasan dan kasih sayang.

Dan yang ke tiga adalah Upacara/ ritual, dijelaskan Yadnya adalah suatu karya suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa/ rohani dalam kehidupan ini berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu yang ada (Weda). Made menjelaskan Yadnya dapat pula diartikan memuja, menghormati, berkorban, mengabdi, berbuat baik (kebajikan), pemberian, dan penyerahan dengan penuh kerelaan (tulus ikhlas) berupa apa yang dimiliki demi kesejahteraan serta kesempurnaan hidup bersama dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhi Wasa. Di dalamnya terkandung nilai- nilai Rasa tulus ikhlas dan kesucian, Rasa bakti dan memuja (menghormati) Sang Hyang Widhi Wasa, Dewa, Bhatara, Leluhur, Negara dan Bangsa, dan kemanusiaan, Di dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan masing- masing menurut tempat (desa), waktu (kala), dan keadaan (patra) dan Suatu ajaran dan Catur Weda yang merupakan sumber ilmu pengetahuan suci dan kebenaran yang abadi. (w)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *